Minggu, 08 April 2012

Episode Rumah Sakit

Ingin menulis. itu saja. Awalnya pilihannya ada dua. Dipendam sendiri atau curhat suami. Pilihan pertama langsung lenyap, kupikir lebih baik berbagi biar lega. Tapi pilihan kedua, kashian juga menurutku, dia juga tidak mudah mengkondisikan hatinya melewati semua ini. ditambah lagi curhatanku. Kuputuskan menulis. ya menulis. 
Rumah sakit,bagi sebagian orang termasuk saya bukanlah tempat yang berharap untuk didatangi.tp apa mau dikata,pada akhirnya keadaan memaksa sy menginap d hotel tsb.semua berawal dr ktk anak kami terdiagnosis kena typus.dirawat slm 5hr lalu hr keenam dokter yg merawatnya mengijinkan pulang.tp ternyata kebersamaan kami dgn kru medis d rs guntur blm berakhir.kakaknya trnyata jg hrs msk rs dgn diagnosis yg sama.akh..rasanya luar biasa.kalau blh meminjam istilah ank muda sekarang. Galau. Anyway satu yg selalu dan selalu kusampaikan dalam doaku..kuatkan kami ya Rabb..berpisah dgn anak2 sungguh tak mdh,meski aku tahu mrk bersama dgn org yg menyayanginya..zahra yg udh cukup mengerti,bahkan mulai mengeluh..12hr melalui aktivitas tdk sprti biasanya,pasti tak mdh buatnya..yg tegar ya nak,sabarlah agar semua ini tdk sia-sia..ini perjuangan kt,psti ada hikmah dibalik ini semua..

Senin, 27 Februari 2012

Amazing Taufik....

Dia hanya wanita separuh baya yang biasa saja. Dengan wajah dan penampilan yang sangat bersahaja. Dia tidak semenarik para ibu kebanyakan yang senantiasa tampil anggun dan modis saat menjemput anak-anak mereka di Sekolah tempat anakku menuntut ilmu. Tapi sungguh saya sangat ingin mengenalnya.....
Ibu itu adalah ibu dari salah satu teman sekelas si sulung zahra. Dari sekian banyak cerita zahra tentang teman-teman barunya, ada satu nama yang sering dia sebut, taufik namanya. KM di kelasnya, anak kecil yang sering sekali menarik perhatianku saat bel pulang berbunyi dan anak-anak berhamburan keluar kelas. Tidak seperti semua teman-temanyayang lain yang ketika keluar kelas matanya langsung sibuk mencari sosok sang ibu diantara kerumunan penjemput, nampak gembira saat sosok yang dicarinya terlihat dan begitu kecewa saat sosok yang dicarinya justru tidak ada. Kemanjaan khas anak. Tapi anak itu berbeda, dengan senyum dan langkah yang percaya diri dia pulang sendiri, padahal jarak untuk pulang kerumahnya cukup jauh. Dilain kesempatan, beberapa kali saya sempat melihatnya berkomunikasi dengan orang tua yang kebetulan anaknya tidak masuk karena sakit. Dengan gaya khas anak-anak tapi dengan sikap yang sangat percaya diri, dia menanyakan kondisi temannya pada sang ayah atau ibunya, lalu mendoakannya,,,ah, terharu lihatnya, empati dan peduli dengan usianya yang masih belia (masih kelas satu SD lho...)
Pada kesempatan yang lain, saat itu hari pembagian rapor, ketika taufik dan beberapa teman yang lain sedang berkumpul, seorang anak saya nampak datang sambil membawa sebungkus besar makanan ringan, ketika ditawari semua anak langsung berebutan mengambil makanan itu lalu memakannya sambil berdiri, (maklum anak kecil), tapi anak itu ketika hendak memasukan makanan ke mulutnya, reflek dia langsung duduk baru makan setelah sebelumnya nampak membaca basmallah,,,dia pasti sangat ingat adab makan seorang muslim,,,.subhanalloh....
Dan yang terakhir, saat zahra terpilih ikut olimpiade sains mewakili sekolah, dia menghampiri saya dan berkata,,,ibu, semoga khanza menang ya,amiiinn...terharu saya.....
Saya yakin dibalik pribadi yang hangat dan menyenangkan dari anak ini, ada sosok luar biasa yang membuatnya seperti itu, dan ternyata dia adalah ibu yang sosoknya begitu sederhana itu. Sungguh saya ingin mengenalnya. Saya harus belajar banyak padanya....Seperti halnya para ibu lain yang ada di muka bumi ini, pasti berharap bisa merawat dan mendidik anaknya dengan baik. Menjaga fitrahnya agar senantiasa berada pada jalan kebaikan. Mendampinginya melewati setiap tahap luar biasa dalam hidupnya dan mengantarnya pada kebahagiaan, sehingga suatu saat anaknya akan berkata dengan bangga dan penuh syukur.....dia ibuku.....

Garut, Feb 2012

Jumat, 20 Januari 2012

Catatan Hati Awal Desember 2011

Memutuskan untuk mengambil kuliah Pascasarjana dengan jurusan yang baru dan sama sekali berbeda dengan bidang ilmu yang kupelajari di Strata 1 membutuhkan proses pertimbangan yang tidak sebentar. Mulai dari kekhawatiran tidak bisa memahami dengan baik materi kuliah, sampai issu liniaritas bidang keilmuan yang berlaku dalam proses sertifikasi dosen di tingkat Perguruan Tinggi menjadi 2 dari sederet pertimbangan yang sempat menambah keraguan saya.

Tapi bagaimanapun, saya harus segera memutuskan. Bagaimana pun melanjutkan studi ke Strata 2 adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi jika tidak mau tergeser dari status staf pengajar. Bayangan idealisme untuk melanjutkan studi di bidang ilmu pertanian agar relevan dengan bidang studi di S1 sempat masuk juga dalam fikiran saya. Meskipun hal itu kemudian harus pupus dengan alasan efisiensi. Saya mengurungkan niat ngambil S2 di luar kota mengingat 3 buah hatiku yang masih kecil. Tak terbayang rasanya harus meninggalkan mereka setidaknya tiga hari dalam seminggu.
Dan sekarang….here I am…kini saya tercatat sebagai mahasiswa Jurusan teknologi Pembelajaran Program pascasarjana STKIP Garut. Matrikulasi diawal perkuliahan saya coba maksimalkan untuk berkenalan dengan materi kuliah yang nantinya akan saya pelajari. Cukup ada pencerahan. Para profesor senior yang kebanyakan berasal dari UPI Bandung membawa banyak pencerahan bagi saya untuk belajar mencintai bidang keilmuan yang baru buat saya selama matrikulasi. Wawasan yang luar biasa, dengan pengalaman yang segudang ditambah sistematika penyampaian yang luar biasa memudahkan saya memahami materi yang disampaikan. Empat hari matrikulasi membuat saya semakin membulatkan tekad untuk terus maju. Saya Pasti Bisa…!
Awal semester 1. Dari jadwal kuliah yang saya peroleh, mata kuliah di semester ini adalah : Teori Pembelajaran, Desain Pembelajaran, landasan Pembelajaran, Filsafat Pendidikan, Statistika, Pengantar Teknologi Informasi dan Pengembangan Kurikulum. Meskipun lahir dan besar di lingkungan keluarga yang didominasi profesi guru, tetap saja secara teori semua materi ini sangatlah baru bagi saya. Nggak ada satupun materi di S1 yang bisa saya hubungkan sebagai bekal untuk pemahaman awal . Botani Tumbuhan, Nutrisi Tanaman, Giji dan Pangan, Dasar Agronomi, Manajemen Gulma atau Dasar Genetika. Tak satu pun yang relevan. Saya harus mulai semuanya dari Nol. Jika teman-teman sekelas saya sudah berada pada proses mengkritisi berbagai informasi/materi kuliah, maka saya baru tahap menampung saja. Jika yang lain sudah berada pada tahap menganalisis materi kemudian menghubungkannya dengan konsep kognitif yang sudah ada sebelumnya, maka saya baru sebatas mengakses saja. Anyway…..it’s okay…layar sudah terkembang, pantang surut kebelakang….!
Saya coba memberi sugesti positif pada diri sendiri, bahwa….ILMU ITU, TIDAK ADA YANG MUDAH JIKA TIDAK DIPELAJARI, TIDAK ADA YANG SULIT JIKA DIPELAJARI….dengan sepenuh hati tentunya.

Akan tetapi, tetap saja 14 minggu pertemuan perkuliahan di semester satu bukan hal yang mudah dijalani. Tugas yang banyaknya luar biasa (pernah sampai ada 9 tugas yang harus dikumpul dalam waktu yang hampir bersamaan, luar biasa!. ). Belum lagi jumlah kehadiran yang cukup ketat membuat kami sangat sibuk,,,ga bisa bolos!. Terlebih lagi saya, walaupun tidak semuanya, ada saja topik materi yang disampaikan dosen atau muncul dalam sesi diskusi sangat asing di pikiran. Alhasil, selama perkuliahan saya hanya jadi pendengar setia saja. Tapi lebih parah lagi jika materi yang kurang saya kuasai itu menjadi bahan yang saya harus presentasikan di depan. Pada sesi presentasi , okelah…saya bisa persiapkan itu sebelumnya dengan baik. Tapi biasanya tetap saja keteteran menjawab pertanyaan pada sesi diskusi. Jika pertanyaannya ada di buku sih, bisa kujawab dengan mudah ….(tinggal kutip aza khan)….tapi giliran pertanyaan yang sifatnya analisis, studi kasus yang membutuhkan pemahaman konsep maka,,,,mati kutulah saya, he he…jawab sih jawab, tapi kadang kayak burung beo, ngomong… tapi gak ngerti apa yang diomongin..mudah2an waktu itu ga ada yang tau…Satu hal yang kuingat, prinsip pak dian , katanya kuliah mah yang penting “pede dan kobe” he he…ga setuju sih, tapi okelah kalo kepepet…(thanx pa,buat advisnya,,,, semoga segera kembali ke jalan yang benar)

Hari ini tepat sepuluh hari sebelum perkuliahan semester 3 dimulai. Tidak terasa sudah kulalui 2 semester. Alhamdulilah sudah mulai banyak pencerahan. Wawasan?....insya allah lah ga bakal malu-maluin almamter (setidaknya IP ku masih diatas 3.5…sombong, he he) . Tinggal satu semester lagi, proposal…tesis….sidang….LULUSSS….Insya Allah nanti akan ada tambahan “Magister Pendidikan “ di belakang namaku…..Amiiin
Semoga Allah memudahkan jalannya.

Garut, Awal Desember 2011
*Teruntuk sahabat2 ku yang juga sedang berjuang di Pascasarjana Teknologi Pembelajaran STKIP Garut angkatan 3. Semoga peluh dan keluh kita terbayarkan.
*Keep on spirit! KITA PASTI BISA!

  REFLEKSI STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PERKULIAHAN Sumber gambar : http://larispa.or.id/berita/4-aspek-pembelajaran-dibutuhkan-pendidikan-...